Pengetahuan dan
kemampuan menumbuhkan mikroorganisme menjadi hal yang penting dalam
bioteknologi. Sebelum ilmuwan dapat menggunakan mikroorganisme untuk keperluan
fermentasi atau proses bioteknologi lainnya, mereka harus dapat menumbuhkan
kultur murni yang tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme jenis lain. Kultur
tersebut hanya mengandung mikroorganisme yang diperlukan. Mikroorganisme
merupakan agen yang digunakan secara luas dalam proses bioteknologi. Pada
dasarnya, mikroorganisme tidak menyediakan suatu produk untuk kita, tetapi
mikroorganisme melakukan proses-proses dasar metabolisme untuk dirinya sendiri
dalam berkembang biak.
Pada proses
pembuatan yoghurt, susu merupakan media yang kaya akan protein dan sangat
digemari oleh bakteri ataupun jamur. Bakteri Lactobacillus bulgaricus yang
ditambahkan ke dalam susu akan memfermentasi susu tersebut dan menghasilkan
produk olahan yang kita sebut dengan yoghurt. Protein dalam susu seperti kasein
diubah menjadi asam laktat oleh bakteri sehingga rasa yoghurt menjadi asam.
Semakin banyak asam laktat yang diproduksi, semakin banyak juga jumlah bakteri
Lactobacillus bulgaricus yang ada.
Selain produksi
enzim, yang merupakan dasar dari pembuatan produk berbasiskan bioteknologi
konvensional, mikroorganisme juga dimanfaatkan karena pertumbuhannya yang
sangat cepat. Pembelahan sel mikroorganisme terjadi dalam waktu singkat dan
cepat sehingga dalam waktu 24 jam dapat diperoleh keturunan berjumlah banyak.
Dalam waktu singkat dengan jumlah yang banyak, maka efisiensi penggunaan waktu
oleh mikroorganisme menjadi sangat tinggi.
Pengetahuan
dasar mengenai mikroorganisme (dibahas dalam cabang ilmu biologi, yakni
mikrobiologi) mutlak diperlukan dalam proses pengembangan bioteknologi
selanjutnya. tersebut dan menghasilkan produk olahan yang kita sebut dengan
yoghurt. Protein dalam susu seperti kasein diubah menjadi asam laktat oleh
bakteri sehingga rasa yoghurt menjadi asam. Semakin banyak asam laktat yang
diproduksi, semakin banyak juga jumlah bakteri Lactobacillus bulgaricus yang
ada. Selain produksi enzim, yang merupakan dasar dari pembuatan produk
berbasiskan bioteknologi konvensional, mikroorganisme juga dimanfaatkan karena
pertumbuhannya yang sangat cepat.
Pembelahan sel
mikroorganisme terjadi dalam waktu singkat dan cepat sehingga dalam waktu 24
jam dapat diperoleh keturunan berjumlah banyak. Dalam waktu singkat dengan
jumlah yang banyak, maka efisiensi penggunaan waktu oleh mikroorganisme menjadi
sangat tinggi. Pengetahuan dasar mengenai mikroorganisme (dibahas dalam cabang
ilmu biologi, yakni mikrobiologi) mutlak diperlukan dalam proses pengembangan
bioteknologi selanjutnya.
Selain, contoh di atas, masih banyak catatan
peristiwa dalam ruang lingkup perkembangan Bioteknologi, Diantaranya:
- Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum tahun 6000 SM;
- Ragi untuk pengembangan roti, sekitar tahun 4000 SM;
- Mikroba untuk menambang tembaga (Spanyol), sebelum tahun 1670;
- Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, tahun 1880;
- Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876;
- Enzim diestrak dari ragi yang dapat membuat alkohol oleh Eduard buchner, tahun 1897;
- Bakteri penghasil Aseton, Butanol, Gliserol, tahun 1910;
- Struktur rantai DNA terungkap, tahun 1928;
- Penemuan bakteri antibiotika baru (Streptomicin, Spalosporin,Dll), tahun 1953;
- Mikroba untuk menambang Uranium di Kanada, tahun 1950-an;
- DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973;
- Hibridoma menghasilkan Antibodi Monoclonal, tahun 1973;
- Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981;
- Interferon, Hormone tumbuh, Yaksin Hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan tahun 80-an; serta
- Bahan mentah industri plastik dari Mikroba, Interferon untuk kanker, akhir tahun 80-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar